BAB I
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan peradaban manusia ditandai dengan bertambah kompleksnya gaya dan cara kehidupan manusia. Perkembangan ini diikuti dengan persaingan sekaligus kerjasama dalam upaya menciptakan produk-produk baru dan upaya mengejar efisiensi dan efektivitas dalam bidang managerial. Persaingan antar manusia semakin menjadi untuk mencapai tingkat yang sesuai dengan cita-cita dan aspirasinya.
Perkembangan peradaban manusia ini dilengkapi dengan informasi yang juga berkembang pesat mengikuti kebutuhan manusia. Informasi selalu tersedia dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan bagi mereka yang mau maju. Akan tetapi informasi yang melimpah akan mendatangkan malapetaka bagi mereka yang tak mampu memanfaatkannya.
Namun persaingan yang semakin tajam dalam hidup ini dapat membawa manusia kepada kerisauan yang timbul dari tekanan-tekanan yang dihadapi dalam dunia yang terlalu cepat berubah. Kondisi ini juga memicu perasaan ketakutan yang tidak wajar terhadap psikologi manusia dimana perasaan ini timbul karena seseorang takut ketinggalan informasi sehingga ia akan gagal, kalah dalam peraingan hidup, tidak dapat mengatasi permasalahan hidup, dan berbagai ketakutan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan mental manusia. Untuk itu, konsep kesehatan mental sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari proses kehidupan pada umumnya dan proses pendidikan pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan Mental
Menurut WHO definisi sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya fisik atau keadaan lemah tertentu. Sedangkan menurut Zakiah Darojad, kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala - gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi, bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawah kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Kesehatan mental / mental disorder merupakan betuk gangguan dan kekacauan fungsi mental ( kesehatan mental), yang disebabkan oleh kegagalan meraksinya mekanisme adaptasi dari fungsi – fungsi kejiwaan/ mental terhadap stimuli eksternal dan ketegangan – ketegangan sehingga muncul gangguan pada struktur kejiwaan. Gangguan Mental Merupakan totalitas kesatuan dari ekspresi mental yang patologis terhadap stimuli sosial, yang dikombniasikan dengan faktor – faktor sekunder lainnya.
Seperti halnya rasa pusing, sesak nafas demam panas dan nyeri – nyeri pada lambung sebagai pertanda permulaan dari penyakit jasmani, maka mental disorder itu mempunyai pertanda awal antara lain : cemas – cemas, ketakutan, pahit hati, dengki, apatis, cemburu, iri, marah – marah secara eksplosif, asocial, ketegangan kronis, dan lain – lain. Maka kesehatan mental yang baik itu, berarti mempunyai perasaan positif tentang diri sendiri, mampu menyelesaikan masalah dan tekanan hidup sehari-hari, dan bisa membentuk dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Selama ini kita sudah memahami pentingnya menjaga kesehatan fisik. Tapi menjaga kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kenyataannya, kesehatan mental yang buruk akan mengakibatkan kesehatan fisik yang buruk pula.
B. Beberapa teori tentang Kesehatan Mental
Ada beberapa teori yang membahas tentang kesehatan mental / disorder mental :
1. Teori Demonologis Vs Teori Naturalistis
Teori Demonologi menyebutkan kekalutan mental disebabkan oleh adanya unsur mistik, setan, roh jahat, atau sebagai perbuatan dukun jahat. Teori Naturalistis menyebutkan tingkah laku menyimpang atau kekalutan mental disebabkan oleh proses fisik atau jasmaniah. Teori ini sangat bertentangan dengan teori demologi yang menentang adanya hukuman pasung, perantaian, siksaan, dari akibat teori demonologi.
2. Teori Organis dan Teori Psikologis
Teori Organis menyebutkan bahwa kekalutan mental disebabkan kerusakan jaringan – jaringan otot / gangguan biokemis pada otak yang disebabkan oleh faktor genetik disfungsi endoktrin, infeksi atau luka – luka. Teori Psikologis Freud pencipta teori psikoanalisa mengatakan bukan luka anatomis atau kesalahan biokemis yang menyebabkan patologis, akan tetapi disebabkan proses belajar yang keliru, seperti, kemanjaan, salah didik pada usiaa muda.
3. Teori Intrapsikis dan Teori Behavioristis
Teori Intrapsikis adalah kekalutan mental lebih dibentuk dari kesalahan karakter dan konflik yang menyusut tajam pada kejiwaan, yang lebih condong kepada internal / batiniah.Teori Behavioristis tingkah laku abnormal lebih disebabkan kebiasaan – kebiasaan yang maladaftif salah dalam penyesuaian diri. Maka gangguan mental lebih condong ke tingkah laku lahiriah / eksternal.
4. Psikoanalis : Konflik dan Fiksasi
Behaviorisme : Stimulus / respons, belajar dan psikopatologi).
Psikoanalisis semua gangguan mental itu teletak dalam individu itu sendiri yang berupa pertempuran dorongan infantil melawan pertimbangan matang dan rasional.
Behaviorisme
Gejala Fobia ( ketakutan ) bisa diperoleh dari proses belajar dan pengkondisian. ( respons yang terkondidi )
C. Masyarakat Modern dan Kesehatan Mental
Siapa yang bisa terganggu kesehatan mentalnya, Siapapun dapat terganggu kesehatan mentalnya. Sesuatu terkadang diluar dugaan banyak orang, paling tidak, satu dari lima orang dalam satu populasi terganggu kesehatan mentalnya. Mungkin saja orang lain atau kita. Jika kita mendengar kata kesehatan mental yang terganggu, kita sering buru-buru menghubungkan dengan kondisi mental tertentu, misalnya: depresi berat atau skizofrenia ( hilang ingatan atau gila ). Padahal kesehatan mental juga mencakup kondisi yang kita semua bisa mengalaminya, seperti stres, kecemasan, atau perasaan tertekan Ketika stres berubah menjadi distres, Stres dalam intensitas tertentu malah baik dan positif, membuat kita berkembang. Tetapi bila berlebihan akan buruk dampaknya pada kesehatan mental maupun fisik. Kondisi ini ditandai dengan :
a. Merasa cemas dan khawatir berlebihan dalam menghadapi masalah
b. Ada perubahan nyata dalam pola tidur atau pola makan (berlebihan atau kurang)
c. Mudah tersinggung atau marah oleh sebab sepele
d. Sulit konsentrasi atau sulit membuat keputusan
e. Hal ini menandakan stres berubah menjadi distres (penderitaan).
Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan industrilisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat, maka banyak muncul masalah – masalah social dan gangguan mental di kota – kota besar. Semakin banyak warga masyarakat yang tidak mampu melakukan adjustment atau penyesuaian diri dengan cepat terhadap perubahan – perubahan social. Mereka itu mengalami banyak frustasi, konflik – konflik terbuka / eksternal dan internal, ketegangan batin dan menderita gangguan mental. Di kota besar orang harus berpacu dan bersaing dalam perlombaan hidup. Suasana yang kompetitif banyak diwarnai oleh tingkah laku yang tidak wajar yaitu, tingkah laku criminal, spekulatif, manipulative, obscure, licik, munafik, lacur, dan lainya. Hal ini menimbulkan banyak ketakutan dan ketegangan batin, danmenjadi penyebab timbulnya penyakit mental. Di kota besar lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dan rasa individualism, sehingga mata dan hati menjadi keras membeku terhadap kondisi orang lain. Disamping itu kemajuan – kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, kehidupan modern semakin terurai dalam spelialisai – spelialisai dan pengotakan – pengotakan yang tidak terintregrasi yang dapat menyebabkan disorder mental.
Penderita kekalutan mental ini banyak terdapat dikalangan :
1. Di kota – kota besar lebih banyak dari pada di desa, dikota banyak orang merasa bingung, ditolak oleh masyarakat atau merasa terancam oleh macam – macam bahaya. Timbulnya rasa anomi, kesunyian, cemas, dan takut, dikejar – kejar, sehingga muncul disorganisasi, disasosiasi, dan disintegrasi.
2. Orang – orang Dewasa dan tua usia, jumlah penderita gangguan mental paling banyak pada kalangan dewasa factor social dan cultural adalah penyebab utamanya, karena munculnya perasaan isolasi social, hilangnya martabat diri, dan perasaan tidak dihargai oleh masyarakat.
3. Kalangan Anak Remaja dan puber ( usia kritis) karena pada usia ini masa kritis
4. Kalangan Dinas Militer ada perasaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan kelompok baru dengan kedisiplinan yang ketat dan suasana otoriter )
5. Orang – orang status ekonomi rendah dan mata pencarian sangat minim, namun mempunyai tuntutan social dan ambisi materiil tinggi.
6. Gelandangan dan orang – orang migran ke kota yang tidak mempunyai pendidikan cukup dan keterampilan teknis sehingga kalah dalam persaingan kerja.
7. Lebih banyak pada kalangan Wanita
8. Broken Homes ( keadaan rumah tangga yang kacau )
9. Ateis
10. Orang – orang ekstrem dan super ortodoks serta fanatic terhadap doktrin – doktrin agama dan ide – ide politik, tanpa penggunaan nalar sehat dan pengendalian perasaan – perasaan.
D. Sebab – Sebab Semakin meningkatnya penderita Kesehatan Mental
Ada beberapa teori yang menyatakan sebab – sebab dari semakin benyaknya kasus kesehatan mental:
1. Teori Kompleksitas social, menyatakan bahwa dalam masyarakat modern sebagai produk dari pesatnya proses urbanisasi dan industrialisasi, orang sulit mengadakan adaptasi terhadap masyarakat yang serba otomatis, terpecah – pecah, selalu berubah serta serabutan, shingga timbulah rasa tidak mampu mengejar kemajuan zaman. Munculah rasa terisolasi rasa rendah diri dan ketakutan kronis.
2. Teori konflik cultural, dari teori – teori social menerangkan bahwa masyarakat modern merupakan satu high tensions culture penuh unsure ketegangan persaingan, dan konflik – konflik yang terbuka atau tersembunyi. Frustasi dalam pencapaian tujuan tertentu memudahkan berkembangnya frustasi, delusi, ilusi, ketegangan – ketegangan batindan disisolasi social.
3. Teori imitasi menyatakan bahwa tingkah laku penyimpangan atau deluktif, neurotis, dan psikis primer itu diperoleh dan dipelajari secara langsung atau tidak langsung dari orang tua sendiri.misalnya anak – anak dibiasakan menjadi kekerasan, hyperagresif, selalu tidak percaya terhadap orang lain.
E. Masalah kebutuhan dan kesehatan mental
Setiap manusia selalu mempunyai macam – macam kebutuhan untuk mempertahanka ekstensi hidupnya, sehingga timbulah dorongan, usaha dan dinamisme, untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kebutuhan – kebutuhan tersebut terhalang atau mengalami frustasi akan tibul ketegangan – ketegangan dan konflik batin. Kebutuhan – kebutuhan tersebut dabagi dalam tiga kategori yaitu :
1. Kebutuhan fisis biologi, organis, atau kebutuhan vital
2. Kebutuhan social, yang bersifat kemanusiaan dan sosio budaya
3. Kebutuhan metafisis, religious, dan transcendental
Apabila kebutuhan vital biologis misalnya, makan, minum, tidur, udara segar, pakaian, istirahat, dan lain – lain tidak terpenuhi maka hal ini akan menimbulkan ancaman bagi eksistensi dirinya. Kebutuhan social banyak sekali macamnya yaitu sebanyak tingkah laku manusia seperti : kebutuhan seksuil, kebutuhan bekerja, mencari teman, berkumpul, kebebasan mengeluarkan pendapat, studi, hidup berkelompok, menciptakan budaya, dan lain lain. Kebutuhan religious atau transendendal atau hubungannya dengan maha pencipta, manusia ingin melestarikan dan mengabdikan hidupnya ia ingin mengintergrasikan kebenaran / eksistensinya dalam orde maha- absolud dengan Tuhannya.
F. Bentuk – bentuk mental disorder
a. Psikopat
Pengorganisasian / pengintegrasian pribadi, tidak bertanggung jawab secara moraldan selalu konflik dengan norma susila dan hukum.
Ciri – ciri :
1. Tingkah laku asosial
2. Sikapnya aneh – aneh
3. Suka mengembara
4. Pribadinya tidak stabil
5. Disorientasi terhadap lingkungan
6. Tidak bersikap loyal
7. Emosi tidak matang
8. Penyimpagan seksualitas
b. Psikoneurosa
Gangguan kekacauan fungsional pada sistem persyarafan / psikis dengan unsur kecemasan secara tidak sadar ditampilkan sebagai mekanisme pertahanan diri. Sebab – Sebab Psikoneurosa :
1. Tekanan sosial dan kultural yang sangat kuat
2. Frustai
3. Tidak rasional
4. Pribadi labil dan kemauan sangat lemah
Macam – macam gangguan psikoneurosa :
a. Histeria Gangguan disorded psikoneurotik yang ditandai dengan emosional yang ekstrem.
b. Psikastenia Merupakan gejala psikoneurosa yang dibarengi kompulsi, obsesi dan fobia dan cenderung irasional.
c. Ticks ( gangguan, berupa gerak facial/ wajah )
d. Hipoklondria Kecemasan kronis terhadap kesehatan sendiri
e. Neurastenia Syaraf – syaraf yang lemah tanpa energi, cepat lelah dan malas berbuat sesuatu.
f. Anxiety neurosis ( neurosa kecemasan ) Kecemasan kronis yang tidak ancaman yang spesifik.
g. Psikosomatisme Penyakit jasmani / fisik yang disebabkan konflik psikis / kecemasan kronis.
c. Psikosa fungsinal
Psikofungsional merupakan disorder mental secara fungsional yang nonorganic sifatnya, ditandai oleh disintegrasi / kepecahan kepribadian dan maladjustment sosialyang berat. Si penderita tidak mampu mengdakan relasi social dengan dunia luar, sering terputus samasekali dengan realitas hidup, lalu menjadi inkompeten secara social, terdapat pula gangguan pada karakter dan fungsi intelektual. Hal ini dapat disebabkan oleh :
a. Konstitusi pembawaan mental dan jasmani yang herediter, diwarnai dari orang tua atau generasi sebelumnya yang psikotis.
b. Kebiasaan – kebiasaan mental yang buruk dan pola – pola kebiasaan yang salah sejak masa kanak – kanak, yang ditambah dengan maladjustment parah dan menggunakan escape mechanisme dan defence mechanisme yang negative.
d. Langkah – langkah mengatasinya
Anda dapat melakukan langkah-langkah tertentu untuk mengatasinya. Kita cenderung beranggapan bahwa kesehatan mental adalah sesuatu yang berkaitan dengan kondisi dimana kita tidak bisa mengkontrol diri atau penanda kelemahan kepribadian. Persepsi tersebut tidak benar. Kita dapat melakukan sesuatu untuk membetulkan anggapan tersebut dan melindungi kesehatan mental kita.
1. Tetap aktif
Olah raga teratur dan menjaga kebersihan serta penampilan diri dapat membantu anda mempunyai perasaan positif.
2. Melibatkan diri dalam kelompok
Ikut dalam kegiatan atau klub, bertemu teman atau handai tolan secara teratur dalam suasana menyenangkan dan suportif, mempunyai sahabat tempat saling bercerita, ikut kursus-kursus, atau mempelajari hal baru yang anda sukai.
3. Menerima diri sendiri
Kita semua unik dan berbeda satu sama lain, dan tidak ada manusia sempurna. Semua orang mempunyai kelemahan seperti halnya kelebihan. Terimalah dan cintai diri sendiri secara wajar.
4. Relaks
Terlalu banyak kegiatan malah akan membuat anda merasa tertekan. Luangkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Penting juga untuk bisa tidur malam dengan baik, yang akan membantu meredakan stres. Tidur yang baik dan teratur merupakan penyegara pikiran. Tak lupa, lakukan hobi yang bisa membuat anda merasa nyaman serta relaks.
5. Menghindari alkohol dan narkoba
Karena dengan alcohol dan narkoba ini malah akan memperburuk kondisi anda.
6. Makan secara sehat dan teratur
Ini akan membantu anda merasa lebih baik dan memberi lebih banyak energi.
7. Mendekatkan diri pada Tuhan
Anda akan merasa ada sesuatu kekuatan yag akan menolong dan harapan untuk menjadi lebih baik serta mendapat ketenangan.
8. Kenali gejala kesehatan mental yang terganggu
Mempunyai kesehatan mental yang baik berarti mampu mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Bila anda merasa tidak mampu mengatasi, atau malah mengatasi dengan alkohol dan narkoba (napza), anda mungkin mempunyai masalah yang memerlukan bantuan orang lain.
9. Mencari bantuan
Bila anda sakit secara fisik, maka anda akan berkonsultasi pada dokter. Begitu pula dengan kesehatan mental anda. Jangan merasa malu atau ragu untuk mencari pemecahan masalah kesehatan mental anda pada ahlinya (konselor, psikolog klinis, psikiater).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kesehatan mental / mental disorder merupakan betuk gangguan dan kekacauan fungsi mental ( kesehatan mental), yang disebabkan oleh kegagalan meraksinya mekanisme adaptasi dari fungsi – fungsi kejiwaan/ mental terhadap stimuli eksternal dan ketegangan – ketegangan sehingga muncul gangguan pada struktur kejiwaan. Gangguan Mental Merupakan totalitas kesatuan dari ekspresi mental yang patologis terhadap stimuli sosial, yang dikombniasikan dengan faktor – faktor sekunder lainnya.
B. SARAN
Kenyataan mengenai kehidupan, masalah kesehatan mental tak ubahnya dengan masalah kesehatan fisik. Sangat penting untuk mengenali gejala-gejala, menemukan cara untuk mengatasinya, dan melakukan langkah-langkah untuk melindungi diri dari berulangnya masalah dengan menjaga kesehatan mental anda.
Menderita gangguan kesehatan mental tidak usah takut atau malu. Hal itu wajar, sama halnya anda menderita sakit fisik. Bila anda merasa mempunyai masalah, terbukalah dan bicarakan dengan orang yang anda percayai. Hal itu bukan pertanda kelemahan pribadi. Bila anda melihat gejala tersebut pada orang lain, dorong orang tersebut untuk membicarakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fromm, Erich, Masyarakat yang Sehat (the Sane Society) terjemah, Thomas Bambang Murtianto, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995.
Hawari, Dadang, Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Bina Bhakti Prima Yasa, 1995.
Bima Walgito, Kesehatan mental, Yogyakarta: Yayasan Pernebitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1982.
Moeljono Notosoedirdjo, Latipun, Kesehatan Mental, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 1999.
Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999
Minggu, 04 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mantap mas bro...!!!
BalasHapus